Imam Ghazali mengajak kita untuk
mengenali sejumlah keadaan yang membuat setan “berpesta pora”, karena
keberhasilannya menggoda manusia.
Pertama, terjadinya perceraian rumah tangga.
Iblis sebagai pimpinan para setan selalu memuji semua keberhasilan dan jerih
payah anak buahnya, tetapi iblis jauh lebih senang dan berupaya akan
membanggakan kelompok setan yang berhasil menceraikan suami istri. (QS al-Baqarah [2]: 102).
Kedua, durhaka kepada orang tua.
Kelompok-kelompok setan akan selalu berupaya agar manusia tidak hormat kepada
orang tuanya, bahkan berharap supaya manusia tidak mau peduli dan tidak mau
memperhatikan keadaan kedua orang tuanya. Jika kemudian mendapati manusia
benar-benar sudah pada titik menyakiti dan durhaka kepada orang tuanya maka
bisa dipastikan setan benar-benar sedang mengibarkan panji kemenangannya.
Mereka la’natullah ‘alaihim akan saling mengucap selamat dengan riang.
Ketiga, perkelahian sampai membunuh atau
terbunuh. “Pembunuh dan yang dibunuh sama-sama di neraka.” (HR Mutafaq alaihi).
Jika seorang hamba yang beriman mudah dan pada akhirnya terjerembab dalam kawah
panas api neraka maka saat-saat itu terkirimlah hidangan pesta bagi kelompok
setan. Hal yang tentu saja penting buat kita adalah jangan mau kita diajak
berkelahi apalagi sampai membunuh.
Keempat, pecandu khamar dan yang sejenis seperti
halnya juga narkoba. (QS 5:90). Orang yang
banyak mengonsumsi khamar dan narkoba, berarti sedang dalam keadaan superlalai
kepada Allah. Dan, tepatlah jika disebut bahwa orang yang mencandu khamar
sedang diajak dalam sebuah pesta setan yang langsung diaransemeni iblis.
Kelima, tenggelam dalam dosa zina dan merasa
nyaman dengan aktivitas faahisyah ini (QS al-Isra'
[17]: 32). Orang yang berzina takluk dengan hawa nafsu. Filter
keimanannya jebol dan tidak bisa mengontrol. Karena itulah setan sangat mudah
masuk dan berpesta.
Keenam, ketagihan duit haram, seperti menipu,
mencuri, merampok, mengorupsi, dan bermain riba. Berikutnya, "Attakabburru
bil hasadi wal intiqoomi," angkuh dan sangat sombong bahkan dibarengi
dengan sifat dengki, pemarah, dan dendam (QS 31:18). Ilustrasinya
sangat jelas karena semua sifat ini adalah yang melekat pada diri setan.
Berarti ketika manusia juga mempraktikkan sifat setan ini, mereka bersama
sedang berpesta pora.
Ihwal lain pesta setan adalah ketika
manusia ada yang ingin menjadi dukun dan mengamini apa yang diucapkan dukun.
Diriwayatkan oleh al-Bazzar dari ‘Imron bin Hushoin, “Bukan termasuk golongan
kami, siapa saja yang mendatangi tukang ramal atau membenarkan ucapannya, atau
siapa saja yang melakukan perbuatan sihir atau membenarkannya.”
Terakhir, puncak kegembiraan
setan dengan tingkat pesta yang luar biasa adalah manusia mati dalam keadaan
maksiat, bahkan mati dalam kafir. "Sesungguhnya orang-orang kafir dan
mereka mati dalam keadaan kafir, mereka dilaknat Allah, para malaikat dan
manusia seluruhnya." (QS [2]:161). "Ya
Allah lindungi kami dari nafsu maksiat dan godaan setan yang terkutuk.
Bagikan tausiyah ini kepada
teman-temanmu dengan meng-klik ‘tombol share di bawah’